BANDA ACEH – Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Banda Aceh, Tgk H Fauzan Zakaria, M.Si, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai petugas haji tahun ini. Ia mengatakan, dirinya bersama sejumlah petugas lainnya telah mengikuti seleksi dan dinyatakan lulus, dengan seluruh biaya keberangkatan sebesar lebih dari Rp81 juta.
“Alhamdulillah, kami diberi amanah menjadi petugas haji. Namun perlu diketahui, seluruh biaya keberangkatan kami difasilitasi sepenuhnya oleh BPKH. Sayangnya, hal ini belum banyak diketahui masyarakat,” ujar Tgk Fauzan dalam kegiatan Halal bi Halal dan Peusijuek Jamaah Calon Haji IPHI, di Aula Hotel Syariah Oman Al Makmur, Lampriet, Banda Aceh. Senin (12/5/2025).
Tgk Fauzan mengungkapkan bahwa dirinya akan bertugas mendampingi dan melayani sebanyak 393 jamaah haji asal Aceh selama di Tanah Suci. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh sahabat, rekan, dan masyarakat atas segala kekhilafan selama ini.
“Keberangkatan ini bukan hanya melepaskan atribut organisasi seperti IPHI, tetapi juga menjadi momentum untuk memurnikan niat dalam beribadah semata-mata karena Allah SWT,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Banda Aceh, Drs Tgk H Salman Arifin, M.Pd, dalam kesempatan yang sama mengingatkan pentingnya bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah SWT, termasuk nikmat udara dan napas yang kita rasakan setiap hari.
Ia mengutip kisah seorang ahli ibadah yang telah beribadah selama 500 tahun, namun tidak mampu menebus satu nikmat telinga jika harus ditukar dengan amal ibadahnya. “Kata Alhamdulillah saja sudah merupakan nikmat besar. Jika tidak bisa mengucapkannya, bagaimana kita bisa bersyukur?” ujar Tgk Salman.
Menurutnya, hidayah adalah petunjuk dari Allah yang tidak bisa diraih hanya dengan kecerdasan. “Banyak mualaf yang justru lebih cepat mendapat hidayah dibandingkan kita yang sejak kecil sudah bersyahadat. Sepintar apapun seseorang, jika belum mendapat hidayah, ia belum tentu bisa beriman,” katanya.
Sebagai upaya menjaga semangat ibadah pasca kepulangan dari Tanah Suci, Tgk Salman mengusulkan program SUPHI (Subuh Pengurus Haji Indonesia) di Banda Aceh. Program ini bertujuan memperkuat keistiqamahan para haji dan hajjah dengan tiga pilar utama, yaitu keimanan, keilmuan, dan persaudaraan.
Program tersebut juga akan dipadukan dengan Manasik Sehati, yakni pelatihan yang tidak hanya mempersiapkan jamaah menjelang keberangkatan, tetapi juga membimbing mereka secara spiritual agar ibadah haji benar-benar tuntas secara lahir dan batin.
Tgk Salman turut mengingatkan bahwa gelar “Haji” yang dulu diberikan penjajah Belanda sebagai tanda pengenal bagi yang telah menunaikan ibadah, kini harus dimaknai lebih mendalam.
“Haji bukan sekadar gelar, melainkan komitmen untuk terus menuntut ilmu, memperbaiki diri, dan menjadi contoh yang baik di tengah masyarakat,” pungkasnya. []