Ruangwarta.com | Kota Jantho – Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (akrab disapa Syech Muharram), menyatakan dukungan penuh terhadap program perhutanan sosial sebagai langkah strategis dalam pengelolaan hutan berkelanjutan serta peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini disampaikan saat menerima audiensi jajaran World Resources Institute (WRI) Indonesia di kediamannya di Gampong Ajuen, Kecamatan Peukan Bada, Sabtu (12/4/2025).
Turut mendampingi Bupati dalam pertemuan tersebut, Plt. Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopukmdag) Aceh Besar, Trizna Darma, ST, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Muwardi, SH.
Bupati Muharram menyampaikan apresiasi atas komitmen WRI dalam mendukung penguatan kapasitas masyarakat untuk memanfaatkan hutan secara bijak tanpa merusak lingkungan.
“Kami sangat menghargai dukungan WRI. Konsep perhutanan sosial ini sangat tepat, terutama untuk Aceh Besar yang didominasi kawasan hutan lindung. Asalkan tidak merusak, pemanfaatan hasil hutan non-kayu seperti madu, rotan, dan tanaman obat sangat kami dukung,” tegasnya.
Bupati juga menegaskan pentingnya edukasi masyarakat mengenai klasifikasi kawasan hutan, seperti hutan lindung, hutan produksi, Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Adat, dan Mitra Kehutanan.
“Kami berharap sinergi antara WRI dan OPD terkait bisa terus diperkuat. Sosialisasi yang tepat akan memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai kawasan yang boleh dimanfaatkan dan yang harus dilestarikan. Jika ini berjalan baik, manfaat ekonominya akan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Sumatera Regional Senior Manager WRI Indonesia, Rahmat Hidayat, mengungkapkan bahwa pihaknya telah aktif mendampingi kelompok perhutanan sosial di Aceh Besar sejak 2021. Program pendampingan ini mencakup pelatihan perencanaan bisnis, pengolahan hasil hutan, hingga pemasaran produk seperti kopi robusta.
“Di Lhoong, kami melatih masyarakat dari proses panen hingga ke pemasaran kopi. Selain itu, potensi hasil hutan lainnya seperti rotan, madu, dan tanaman bernilai ekonomi tinggi juga terus kami dorong untuk dikembangkan secara lestari,” jelas Rahmat, yang hadir bersama Herizal Leni selaku IPLC Senior Project Lead dan tim pendukung WRI lainnya.
Rahmat menambahkan bahwa keterlibatan pemerintah daerah sangat krusial dalam mengakselerasi program perhutanan sosial agar menjadi pilar ekonomi hijau yang inklusif.
“Kami menyambut baik dukungan dari Bupati Aceh Besar. Dengan sinergi lintas sektor dan dukungan kebijakan yang kuat, kami optimistis perhutanan sosial bisa menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi yang adil dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Audiensi ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan WRI Indonesia dalam mewujudkan kehutanan sosial sebagai fondasi ekonomi hijau di wilayah tersebut.