Beranda Agama Gubernur Aceh: Maulid Raya Jadi Momentum Teladani Rasulullah dan Refleksi Tsunami 2004

Gubernur Aceh: Maulid Raya Jadi Momentum Teladani Rasulullah dan Refleksi Tsunami 2004

RUANGWATA.COM | BANDA ACEH – Peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah yang digelar Pemerintah Aceh pada Jumat, 15 November 2024, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, menjadi momen yang penuh makna. Acara ini tidak hanya merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mengingat tragedi besar yang melanda Aceh 20 tahun lalu, yakni tsunami pada 26 Desember 2004.

Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, dalam sambutannya mengatakan bahwa Maulid Raya merupakan kesempatan untuk meneladani akhlak Rasulullah. “Selain itu, peringatan ini juga menjadi refleksi atas musibah yang mengguncang Aceh, yang mengajarkan kita banyak pelajaran berharga tentang kebersamaan dan keteguhan iman,” ujarnya.

Menurut Safrizal, meski tsunami meninggalkan duka mendalam, dari peristiwa itu masyarakat Aceh belajar tentang kekuatan kebersamaan. “Kita bersyukur atas kebangkitan yang kita alami bersama setelah musibah itu. Hari ini, kita mengenang dengan penuh harap agar hikmah dari peristiwa tersebut mengajarkan kita tentang kesabaran dan keikhlasan,” sambungnya.

Safrizal juga mengajak masyarakat untuk meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. “Rasulullah adalah teladan utama dalam hidup kita. Dari Beliau, kita belajar bagaimana menghadapi ujian hidup dengan penuh kesabaran dan keikhlasan,” kata Gubernur.

Acara Maulid Raya, menurut Safrizal, juga merupakan upaya Pemerintah Aceh untuk menghidupkan syiar Islam di tengah masyarakat. “Ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga sebagai langkah untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan menjaga nilai-nilai luhur Islam yang telah menjadi identitas masyarakat Aceh sejak zaman dahulu,” jelasnya.

Pj Gubernur juga mengungkapkan bahwa Aceh memiliki tradisi panjang dalam merayakan Maulid Nabi, yang dimulai sejak masa Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Tradisi tersebut kemudian diperkuat pada masa Sultan Iskandar Muda, yang membagi perayaan Maulid Nabi dalam tiga tahap sesuai dengan Kalender Aceh. “Ini adalah warisan para Sultan Aceh yang harus terus dilestarikan,” ungkapnya.

BACA JUGA  700 Eks Kombatan GAM/TNA Wilayah Peureulak Deklarasi Dukung Bustami-Fadhil

Pada acara tersebut, Safrizal didampingi oleh sang istri, Safriati, yang juga menjabat sebagai Pj Ketua TP PKK Aceh. Mereka menyerahkan santunan kepada 400 anak yatim dan 100 penyandang disabilitas sebagai bagian dari kegiatan Maulid Raya.

Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Teuku Riefky Harsya, dalam sambutannya mengingatkan bahwa Rasulullah adalah sosok pemimpin yang patut diteladani. “Pemimpin adalah orang yang menjaga amanah. Setiap kita, terlepas dari besar kecilnya tanggung jawab, akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah,” ujar Riefky. Ia juga menekankan pentingnya meneladani sifat Rasulullah yang dicintai umatnya dan dihormati musuh-musuhnya. “Mari kita jadikan sabda Rasulullah sebagai pedoman hidup,” kata Riefky.

Sementara itu, Ustadz Das’ad Latif, yang menjadi penceramah dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa tujuan perayaan Maulid adalah meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW. “Rasulullah adalah makhluk paling mulia, namun kehidupan Beliau penuh ujian. Meskipun terlahir yatim dan menghadapi banyak tantangan, Beliau selalu bersabar dan menjaga ibadah,” ungkap Ustadz Das’ad.

Ustadz Das’ad juga mengajak umat Islam untuk mengikuti teladan Rasulullah dalam menghadapi ujian hidup. “Mari kita teladani kehidupan Rasulullah agar kita mendapatkan syafaat Beliau di akhirat nanti,” tutupnya.

Peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah ini dihadiri oleh Forkopimda Aceh, bupati dan wali kota se-Aceh, serta ribuan masyarakat. Acara ini menjadi momen yang penuh makna, bukan hanya untuk merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga sebagai refleksi atas peristiwa besar yang mengubah perjalanan sejarah Aceh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini