“Banyak aktivitas yang saya lakukan di sini, termasuk kisah-kisah romantis. Saya lulus pada tahun 1989, 35 tahun yang lalu,” ujar Safrizal, disambut tawa dan tepuk tangan dari siswa dan tamu yang hadir.
Safrizal menekankan bahwa pendidikan yang ia terima di SMA 3 telah membentuk kecintaan terhadap belajar. Hal ini mendorongnya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. “Banyak alumni SMA 3 sekarang memegang peran penting dalam pemerintahan dan bidang lainnya. Ini harus menjadi motivasi bagi adik-adik semua,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kesungguhan dalam belajar. Safrizal menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya diperoleh dari membaca buku, tetapi juga melalui keterlibatan dalam kegiatan sekolah, organisasi, dan pengembangan soft skills serta kemampuan berpikir kritis.
Safrizal mencatat bahwa tantangan yang dihadapi siswa saat ini jauh lebih besar dibandingkan pada masanya, terutama dengan adanya smartphone yang sering mengalihkan perhatian siswa dari belajar. “Saya sarankan agar adik-adik mengatur waktu penggunaan handphone. Cobalah untuk memisahkan handphone selama minimal 2 jam setiap hari. Buatlah target membaca buku, minimal berapa halaman setiap harinya,” ujar Safrizal.
“Baca buku tentang kesuksesan orang lain untuk mendapatkan motivasi. Percayalah, tidak ada kesuksesan yang tidak dapat diraih dengan ketekunan belajar. InsyaAllah, kalian akan melampaui apa yang telah dicapai para senior,” pungkasnya.
Acara ulang tahun SMA 3 Banda Aceh dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, Kepala Inspektorat Aceh, Jamaluddin, serta sejumlah alumni, dewan guru, dan siswa. Acara zikir dan shalawat dipandu dan diisi ceramah oleh Al Habib Abdul Haris Bin Sholeh Alaydrus.[]